Translate

Jumat, 30 September 2016

Teori Bilangan (keterbagian)



RELASI KETERBAGIAN

Makalah

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Teori Bilangan
Dosen pengampu : Ahmad Aunur Rohman, S. Pd. I


Disusun oleh :
Hadi Prasetyo                         (113511045)
Imroatun Ni’mah                    (113511046)
Lia Fitriana                            (113511047)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
I.                  PENDAHULUAN

Teori bilaangan adalah cabang dari ilmu matematika yang mempelajari sifat-sifat keterbagian bilangan bulat (integer), khususnya himpunan bilangan asli. Teori bilangan berisi penelaahan  sifat-sifat  bulat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Tetapi dalam makalah ini, kami hanya akan membahas salah satu bab dari teori bilangan itu sendiri, yaitu relasi keterbagian.  Relasi keterbagian merupakan sudut pandang matematika yang mempelajari suatu bilangan yang habis oleh bilangan lain.

II.               RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan relasi keterbagian?
2.      Bagaimana sifat dan bukti dari sifat relasi keterbagian?

III.           PEMBAHASAN
A.    Definisi Relasi Keterbagian
Definisi keterbagian atau divisibility adalah sebuah bilangan bulat , dimana , dikatakan membagi (habis) , dan jika terdapat bilangan bulat , maka , jika  tidak membagi habis , maka ditulis. Atau  bisa dikatakan juga sudut pandang matematika yang mempelajari suatu bilangan yang habis oleh bilangan lain.
Contoh :
1.      , karena ada bilangan bulat, yaitu , sehingga
2.      , karena tidak ada bilangan bulat , sehingga
Bilangan bulat  tersebut adalah tunggal. Sebab apabila ada bilangan bulat  selain  sehingga :
                   dan
maka                     
sehingga        
jika dan , maka tidak ada bilangan  yang memenuhi , Tetapi jika , dan , maka terdapat tak hingga bilangan bulat k yang memenuhi .[1]
Apabila ,  dan  adalah bilangan-bilangan bulat dengan  dan , maka k disebut hasil bagi (quotient) dari  oleh . Disebut pula bahwa  adalah faktor dari  yang menjadi komplemen (sekawan) dari , atau dengan singkat dikatakan bahwa  dan  adalah pembagi-pembagi sekawan (komplementer) dari .

B.     Sifat- Sifat dan Bukti Sifat dari Relasi Keterbagian
Sifat B.1 :  Jika  dan  maka .
Bukti :
Ambil anggota bilangan bulat dengan , dan  maka , Karena  maka  dan ada , sehingga . Karena  maka  dan ada  sehingga . Karena  maka sehingga diperoleh dengan sebagai konstanta.
Contoh:
a.        dan  maka
b.       dan  maka
c.        dan  maka


Sifat B.2 : Jika  maka  untuk setiap bilangan bulat .
Bukti :
Ambil dengan , maka  untuk setiap . Karena habis membagi , maka    juga habis membagi setiap kelipatan dari , sehingga  terbukti.
contoh :
1.       maka .
2.       maka .
Sifat B.3 : Apabila  dan  maka ),  dan .
Bukti :
                                i.             dan  berturut-turut berarti ada bilangan bulat  dan  sehingga  dan . Dari kedua kesamaan ini, dengan menjumlahkan diperoleh bahwa:
Karena penjumlahan bilangan-bilangan bulat bersifat tertutup, maka  suatu bilangan bulat yang tunggal. Menurut definisi di atas,  berarti terbukti.[2]
                              ii.            Dengan cara yang sama, apabila dikurangkan maka diperoleh:
Sehingga benar dengan sebagai konstanta.     Terbukti
                            iii.            Untuk membuktikan , maka dapat dituliskan:
 , berarti terbukti.
Contoh :
1.      dan  maka  atau
2.       dan  maka  atau
3.       dan  maka atau

Sifat B.4 : Apabila  dan  maka  untuk setiap bilangan bulat m dan n
Bukti :
·         Ambil a, b, c    dengan  dan , Adt: untuk setiap m dan n   
Berdasarkan sifat B.2 :
Apabila  maka untuk setiap m    , Apabila  maka  untuk setiap n   
Berdasrkan sifat B.3  :
Apabila  dan  maka  untuk setiap m, n   
Contoh :
1.       dan maka  = =
2.      dan  maka  = =
3.       dan  maka  =  =
Sifat B.5
(i)             untuk setiap bilangan bulat a (sifat refleksif), dengan
(ii)           Jika  maka  untuk setiap bilangan bulat m, dengan
(iii)         Jika  dengan maka
(iv)          dan
(v)           Jika dengan maka        
(vi)         Jika  dengan maka  =
Bukti Sifat B.5  :
(i)                untuk setiap bilangan bulat a (sifat refleksif)
Bukti :
Ambil a    a ≠ 0, Adt :
Karena a = 1.a, k bilangan bulat (defenisi),  maka
Contoh :
a.        
b.        
(ii)           Jika  maka  untuk setiap bilangan bulat m
Bukti :
Ambil a,b     dengan a ≠ 0, Adt : , Karena maka  dan ada k     sehingga
, k bilangan bulat (defenisi), untuk setiap bilangan bulat m berlaku
 dimana  (kedua ruas sama-sama dikali m)
 dimana dan  maka
karena  dan  dan k     maka
Contoh :
1.       maka  atau
2.       maka  atau
3.       maka  atau          
(iii)         Jika  dengan  maka
Bukti :
Ambil m, a, b    dengan  Adt : , Karena  maka dan ada k    sehingga
, k, m bilangan bulat (defenisi)
.............................................................. (kedua ruas sama-sama dibagi dengan m) dengan  karena
,  maka
karena dan  dan k     maka
Contoh :
1.       maka
2.       maka
3.       maka

(iv)          dan
Bukti :
Ambil a     dengan  , Adt :  dan 
Karena  maka
Karena  maka
Contoh:
1.     
2.     
3.     
(v)           Jika  maka
Bukti :
 maka , k bilangan bulat (defenisi)
            (sifat perkalian bilangan bulat dengan 0)
sehingga
Contoh :
1.       
2.       0 = 7.0
3.      0 = (-9).(0)
(vi)         Jika  dengan maka    
Bukti :
·         Ambil a, b    dengan , Adt :  
Karena  maka dan ada    sehingga
 =
karena  maka  akibatnya    0
Perhatikan bahwa  =    
                               =  .   ( sifat  =  .  )
karena 1     maka 1.   .
                                         
 Contoh :

1.       maka
2.       maka
3.       maka
(vii)        Jika  dengan  maka
Bukti :
Ambil a, b  dimana  dan
Adt :
Karena  maka  dan ada   sehingga
Karena maka  dan ada sehingga
Karena   dan  maka
Perhatikan bahwa =
Karena  maka 1.    
                                          .........................(1)
                     =
                      = .
karena  dan maka   1
Perhatikan bahwa   = .
Karena 1    maka 1.    .
                                         ......................(2)
Dari (1) dan (2) berlaku =
Contoh : 
a.    dengan  sehingga  =
b.    dengan  maka =


IV.             KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas kita dapat mengetehui bahwa pada dasarnya relasi keterbagian merupakan bagian dari ilmu matematika yang menerangkan tentang keterbagian suatu bilangan, Khususnya bilangan bulat(integer)dan kami sertakan juga beberapa contohnya.
Relasi keterbagian itu sendiri mempunyai beberapa sifat atau teorema yang telah kami jelaskan dan buktikan seperti di atas. 
V.                 PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Kuasa. Maka kami mengharap kritik dan saran yang membangun untuk menjadikan yang lebih baik. Akhir kata, kami sebagai pemakalah memohon maaf apabila ada kesalahan dalam isi makalah maupun sistematika penulisan makalah ini.




DAFTAR KEPUSTAKAAN
Drs. Sukirman. M.Pd. PENGANTAR TEORI BILANGAN.2006 (Yogyakarta:Hanggar Kreator)
Files.wordpress.com/2010/06/teori-bilangan. Pdf, 160312, jam 9:41




[1] Drs.Sukirman.M.Pd Pengantar Teori Bilangan (Yogyakarta: Hanggar kreator 2006) hlm.34
[2] Nila Kurniasih, S.Si, BUKU AJAR TEORI BILANGAN(PURWOKERTO:FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIAH PURWOKERTO, 2003) hlm.48

Tidak ada komentar:

Posting Komentar