Translate

Rabu, 04 Maret 2015

Keris Sebagai Pusaka Masyarakat Jawa



KERIS SEBAGAI PUSAKA MASYARAKAT JAWA
MAKALAH


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Islam dan Budaya Jawa (TBI 6A)
Dosen Pengampu: Maftukhah,M.Si













Oleh
Lia Fitriana      (113511047)





FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013


I.              PENDAHULUAN.
Membicarakan tentang jawa ,sulit di lepaskan dengan yang namanya kepercayaan akan sipat kendal yang berupa keris. Hal ini di karenakan bahwa orientasi hidup material  orang jawa adalah amangku wisma, amengku wanita,amengku turangga, amengku kukila,lan anderbeni pusaka.Maksudnya adalah memiliki rumah tinggal sehingga merdeka,membangun keluarga sehingga bisa memiliki keturunan,memiliki kendaraan untuk mobilitas tinggi, memiliki kukila sebagai hiburan sehingga bisa membahagiakan keluarga,dan memliki pusaka sebagai sipat kandel yang bisa meningkatkan rasa percaya diri . Sedangkan pusaka dalam artian sipat kandel adalah sebilah keris yang di anggap memiliki kekuatan supranatural yang sangat tinggi.                                                                                                                                       Dengan konsep yang di atas keris di anggap satu-satunya senjata yang paling mulia,dan paling tinggi derajatnya di bandingkan senjata lainnya. Oleh karena itu penulis menganggap bahwa sanya keris  memiliki daya tarik tersendiri,untuk di ketahui lebih lanjut tentang sejarah munculnya keris,macam-macam bentuk keris, makna filosofis keris, sekaligus fungsi dari keris.

II.              RUMUSAN MASALAH.
A.      Bagaimana sejarah munculnya keris?
B.       Apa saja macam-macam dan bentuk dari keris?
C.       Makna apa saja yang terkandung di dalam keris?
D.      Apa saja fungsi dari keris?

III.              PEMBAHASAN.
A.      Sejarah keris.
Sebelum adanya keris pusaka orang jawa adalah berupa jemparing,tomara,dadali,dan lain-lain. [1] Keris untuk pertama kalinya di buat di tanah jawa pada  tahun 152 atau 230 masehi. Pembuatan itu berlangsung di kerajaan Madhengkamulan , dalam masa pemerintahan dari Maha Dewa Budha.  Diantara peralatan yang diproduksi, keris merupakan senjata pertama kali yang di buat oleh Empu Ramadi , yang berbentuk dua bilah keris lurus yang di sebut Larngatap dan Sang Pasopati. Latar dari pembuatan keris  adalah untuk kebutuhan dan persiapan untuk mengahadapi kemungkinan dari adanya ancaman peperangan.
Secara arkeologis, informasi tentang keberadaan keris  baru mulai di ketahui  dari gambar-gambar tentang senjata yang termuat di dalam “Prasasti Dakawu” yakni sebuah peninggalan tertulis yang ditemukan di daerah dakawu di lereng bagian barat Gunung Merapi. Prasasti tersebut di perkirakan di buat sekitar abad ke lima masehi, yang di dalamnya selain terdapat tulisan huruf Pallawa menggunakan bahasa sansekerta, juga di temukan pahatan-pahatan tentang pelukisan berbagai benda-benda tajam dan beberapa benda di anggap sebagai peralatan upacara keagamaan.
Perkembangan informasi itu di perkuat oleh gambar-gambar yang di muat pada tubuh candi . Awal abad ke delapan pada saat di nasti Syailendra berkuasa di mataram kuno (775-864M), mereka membangun berbagai candi –candi besar . Di bawah pemerintahan raja mereka Samaratungga, pada tahu 824 M mereka membangun kompleks candi Borobudur serta tidak lama kemudian pada tahun 856 M membangun kompleks candi Prambanan . Pada tubuh kedua candi itu , telah diketemukan relief-relief yang menggambarkan senjata bentuk keris. Bentuknya memiliki badan bilah yang pendek lebar, sebagaimana bentuk dari apa yang banyak di kenal sebagai “keris Budha”, yang dapat di kenali pada saat sekarang ini.
Didalam jaman kebudayaan megalitikum (budaya batu besar) terutama pada masa-masa sesudah abad ke lima Masehi, hubungan kelompok-kelompok masyarakat Indonesia dengan Asia daratan telah sedemikian maju akibat dari perkembangan teknik transportasi , perniagaan, pertukaran peralatan dan alih tehnologi. Dalam proses-proses tersebut, alih tehnik dalam penggunaan logam dan besi berkembang, dan mendorong berlangsungnya perubahan yang cukup pesat dalam peralatan hidup. Hal itu mempunyai dampak yang mempengaruhi produksi keris pengaruh dengan menggunakan bahan baku dari logam besi  dan alih tehnik penggunaan dalam model bentuk belati pengaruh kebudayaan dongsong. Keris cenderung menggunakan bahan-bahan besi lokal, dengan bentuk fisiknya lebih pendek.lebih lebar,dan tampilannya sedemikian   tampak kokoh kekar.[2]




B.                 Macam-macam bentuk keris.
Keris adalah senjata tajam yang memang memiliki jenis yang beragam, dan memiliki nama yang beragam pula. Dari berbagai jenis nama yang ada pada keris, pada dasarnya keris itu di bedakan menjadi dua golongan besar yaitu dari bentuk keris, dan di lihat dari kemampuannya.[3]
v  Berikut ini keris dilihat dari bentuknya yaitu:
1)             Keris Lajer
Keris lajer adalah keris yang memiliki bentuk lurus saja. Pada zaman dahulu keris jenis lajer biasanya digunakan oleh para senopati kerajaan. Pada umumnya bentuk dari keris ini tidak jauh berbeda, yang membedakan hanyalah beberapa bagiannya saja.
Jika  di lihar dari bentuknya , maka proses pembuatan keris ini lebih mudah di bandingkan dengan keris luk. Bentuk yang lurus ini ditujukan untuk membuat luka pada saat di tusukkan.
2)             Keris Luk
Keris luk selalu di namakan dengan jumlah luk yang ada di bilahnya. Dari jumlah luk yang ada yaitu luk 2,luk 5,luk 7,luk 9,luk 13,luk 15,luk 17, luk 19,luk 21,luk 25, luk 27,luk 29. Luk 23 tidak ada dalam sejarah pembuatan keris, tetapi bisa saja ada karena ada seorang empu yang ingin menampilkan hasil karyanya yang nyleneh.
v  Keris di lihat dari Kemampuannya.
Dari kemampuan-kemampuan yang ada pada keris , terdapat beberapa golongan kemampuan sebagai berikut:
1.        Rendah
Keris yang dianggap memilik kekuatan rendah biasanya merupakan keris yang banyak terdapat dalam masyarakat jawa. Kebanyakan keris yang ada di masyarakat jawa memiliki kemampuan untuk penglaris,menjaga rumah, atau kemampuan sejenisnya.
2.        Sedang
Keris di anggap memiliki kekuatan yang sedang-sedang saja jika memang keris terdapat di masyarakat jawa. Jenis kemampuannya kurang lebih adalah:digunakan untuk penyembuhan beberapa penyakit, mampu di gunkan untuk membantu beberapa jenis ritual.
3.        Tinggi
Kemampuan keris yang digolongkan sebagai keris yang memiliki kemampuan yang tinggi adalah keris yang kemampuannya dapat dilihat langsung oleh orang awam, dapat di buktikan secara langsung tanpa menggunakan ritual dan waktu yang lama. Kemampuan keris di golongkan tinggi karena keris tersebut memang termasuk dalam golongan langka dan unik.
C.           Makna filosofi keris.
Keris biasanya di buat dengan tujuan tertentu. Dilihat dari cara dan niat pembuatannya keris dapat di bagi atas dua kelompok besar. Yaitu yang pertama adalah keris ageman yang hanya mementingkan keindahan lapis luar, dan yang ke dua adalah keris tayuhan, yang lebih mementingkan magis spiritual atau kekuatan ghaib hakiki.                                                               Karena perannya sebagai alat simbolik maka keris memiliki katagori agar dapat di golongkan sebagai sebuah keris serta terjaga martabat. Antara lain, pertama keris keris harus terdiri dari dua bagian utama meliputi wilah keris, termasuk pesi dan bagian ganja atau bagian gagangnya. Bagian wilah dan pesi melambangkan ujud lingga, sedangkan bagian ganja melambangkan ujud yoni atau lelembut.                                                                                Dalam filosofi jawa , persatuan antara lingga dan yoni merupakan perlambangan harapan atas kesuburan, keabadian, dan kekuatan . Kedua , wilah keris haru selalu membuat sudut terhadap ganja, namun bukan tegak lurus. Menurut para Empu jawa, diartikan sebagai pertanda bahwa apapun pangkat dan kedudukan seseorang harus selalu tunduk kepada Tuhan, dan menghargai sesamanya.[4]








D.           Fungsi dari keris.
Bermacam-macam keris, bermacam-macam pula khasiatnya bagi yang mempunyai atau pemakainya.Keris dari fungsinya di bedakan menjadi dua bagian yaitu, keris sebagai sipat kandel, dan keris sebagai kelengkapan busana adat.
a)             Keris sebagai sipat kandel.
Meskipun keris di golongkan sebagi senjata tikam, tapi keris di buat bukan semata-mata untuk membunuh.[5] Keris bagi masyarakat jawa lebih bersifat sebagai senjata dalam pengertian simbol spiritual, yakni sipat kandel, dan di bawah ini sedikit cerita tentang keris sebagai sepat kandel[6].
1.      Pada dahulu kala ada seorang Empu yang bernama Jayakanda, di titahkan oleh raja yang bernama ki carubuk,keris tersebut ampuh sekali sehingga segala yang keras sekalipun, kalau di tusuk oleh keris tersebut akan hancur dan mati.
2.      Keris sempaner milik dari Bupati Blambangan, pada suatu hari keris tersebut di bawa ke hutan untuk melawan kerbau,dan banteng. Ketika ke dua hewan tersebut kepalanya di tusuk dengan keris tersebut,seketika itu pula kedua hewan tersebut mati, dan bangkai keduanya tidak boleh di makan.
3.      Pada Zaman dahulu kala ada empu yang bernama Supa dan Pamekasan , keduanya membuat keris  dua macam,yaitu tilam upih dan Waluri. Yang bentuk Tilam upih apabila di tusukkan  ke benda-benda yang keras maka benda-benda tersebut akan rusak dan binasalah benda tersebut,sedangkan yang bebentuk Waluri menimbulkan kaejayaan dan kemakmuran.[7]

b)             Keris sebagai kelengkapan busana adat.
Selain berfungsi sebagai senjata, baik secara fisik maupun secara spiritual, keris juga merupakan salah satu kelengkapan pakaian adat jawa. Pada masa silam keris dapat berfungsi sebagai benda upacara, sebagai tanda ikatan atau dinasti , sebagai atribut suatu jabatan tertentu, sebagai lambang kekuasaan tertentu, dan sebagai wakil atau urusan pribadi pemiliknya.[8]



IV.              ANALISIS.
Keris untuk pertama kalinya di buat di tanah jawa pada  tahun 152 atau 230 masehi. Pembuatan itu berlangsung di kerajaan Madhengkamulan , dalam masa pemerintahan dari Maha Dewa Budha yang kemudian diketahui pada saat dinasti Syailendra dan berkembang pesat sampai saat ini.                                                                                                                                 Keris di bedakan menjadi 2 golongan . Golongan yang pertama yaitu keris di lihat dari bentuknya,dilihat dari bentuknya keris di bedakan menjadi dua jenis yaitu keris luk dan keris lajer. Ciri dari keris luk adalah kerisnya berbentuk bengkong-bengkong, sedangkan keris lajer lurus. Golongan yang kedua ,dilihat dari segi kekuatan yang terdapat dalam keris , hal ini di bedakan menjadi 3 bagian, yaitu golongan rendah,sedang,dan tinggi. Keris digolongkan memiliki kekuatan rendah apabila banyak dimiliki oleh masyarakat jawa, sedangkan keris yang berkekuatan sedang apabila hanya di gunakan untuk penyembuhan penyakit dan sejenisnya, keris digolongkan memiliki kekuatan magic, dan dapat dilihat langsung oleh orang awam.
Dalam filosofi jawa keris memiliki makna , persatuan antara lingga dan yoni merupakan perlambangan harapan atas kesuburan, keabadian, dan kekuatan . Kedua , wilah keris haru selalu membuat sudut terhadap ganja, namun bukan tegak lurus. Menurut para Empu jawa, diartikan sebagai pertanda bahwa apapun pangkat dan kedudukan seseorang harus selalu tunduk kepada Tuhan, dan menghargai sesamanya.Keris memiliki dua fungsi yang pertama adalah keris sebagai sipat kendel, dan yang kedua adalah keris sebagai kelengkapan busana adat.

V.                   PENUTUP.
Demikian makah ini yang dapat penyusun paparkan mengenai keris. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca. Penulis menyadari dalam penulisan makah ini terdapat banyak kesalah dan kekeliruan. Oleh karena itu mohon kritik dan saran yang konstruksif sehingga dalam pembutan makalah selanjutnya lebih baik.






DAFTAR PUSTAKA

Harsrinuksmo,Bambang.1993.Tanya Jawab Soal Keris dengan Bambang Harsrinuksmo. (PT Grafikatama Jaya)
M.Hariwijaya. 2006.Islam Kejawen.(Jogjakarta: Gelombang Pasang)
MT.Arifin. 2006. keris jawa. (Jogjakarta: Hajied Pustaka)
Pamungkas, Ragil. 2007.Mengenal Keris.(Jogjakarta: NARASI)
Waluyo ,Harry. 1993.Senjata Tradisional Daerah Bali.(Jakarta:departemen pendidikan dan kebudayaan)
Winter, Tuan F.L.2009. Kitab pengetahuan tentang keris. (Jogjakarta: Panji Pustaka)


[1] M.Hariwijaya.Islam Kejawen.(jogjakarta: Gelombang Pasang. 2006) hlm.143
[2] MT.Arifin. keris jawa. (Jogjakarta: Hajied Pustaka.2006).hlm4
[3] Ragil Pamungkas.Mengenal Keris.(Jogjakarta: NARASI.2007) hlm.69
[4] Harry Waluyo. Senjata Tradisional Daerah Bali.(Jakarta:departemen pendidikan dan kebudayaan ,1993)hlm.115
[5] MT.Arifin.Keris Jawa.(Jakarta: Hajad Pustaka,2006)hlm.19
[6] M.Hariwijaya.Islam Kejawen.(jogjakarta: Gelombang Pasang. 2006) hlm.151
[7]Tuan F.L Winter. Kitab pengetahuan tentang keris. (Jogjakarta: Panji Pustaka.2009)hlm.54
[8] Bambang Harsrinuksmo.Tanya Jawab Soal Keris dengan Bambang Harsrinuksmo. (PT Grafikatama Jaya.1993) hlm .12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar